Sabtu, 11 Januari 2020

Desa Ekowisata di Kawasan TNBD


Gambar 1. Suasana Balai Desa Bukit Suban

Wisata adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang dengan tujuan rekreasi, pengembangan pribadi, atau mempelajari keunikan data tarik wisata. Pada umumnya wisata dilakukan secara sukarela dan bersifat sementara. Ada dua jenis wisata yaitu wisata masal dan wisata minat khusus. Wisata masal bisanya dikunjungi oleh wisatawan dalam jumlah banyak seperti berwisata ke pantai. Sedangkan wisata minat khusus, hanya dilakukan oleh segelintir orang yang memiliki ketertarikan tertentu misalnya wisata ekstrim, wisata sejarah, wisata budaya, dan wisata kuliner.
          Dalam empat dekade, sektor pariwisata ditinjau memberikan dampak pada aspek sosial dan lingkungan diantaranya populasi, tempat, kemakmuran, polusi, dan perlindungan kawasan. Sektor pariwisata global dievaluasi oleh para ahli dan diketahui bahwa masih jauh dari konsep pembangunan berkelanjutan atau sustainable Development Goals (SDGs). Sehingga seluruh dunia mengakui perlunya pariwisata yang berkelanjutan.
Pariwisata berkelanjutan atau pariwisata hijau sebagai bentuk rekonseptual sektor pariwisata yang mencerminkan pembangunan berkelanjutan. Pariwisata berkelanjutan mensinergikan nilai-nilai konservasi, ekonomi, dan pelestarian tradisi budaya. Prioritas pariwisata masa depan berperan dalam perlindungan area publik, peningkatan akutansi lingkungan, dan persepsi yang bertanggung jawab dalam mengatasi perubahan iklim. Jadi pariwisata berkelanjutan berfokus pada ekologi, ekonomi dan sosial-budaya.


Gambar 2. Narasumber menjelaskan konsep ekowisata

Ekowisata sebagai pariwisata yang berkelanjutan. Ada tiga pilar dari ekowisata terdiri dari lingkungan, ekonomi dan sosial. Ekowisata bertanggung jawab atas kelestarian alam, mampu melestarikan tradisi budaya masyarakat setempat dan mensejahterahkan secara ekonomi, dan wisatawan yang datang mendapatkan pembelajaran dalam perjalanan wisatanya. Prinsip-prinsip ekowisata diantaranya:
1.     Mencegah dan menangggulangi dampak negatif.
2.    Pendidikan konservasi lingkungan.
3.    Pendapatan langsung untuk kawasan.
4.    Partisipasi masyarakat dalam perencanaan.
5.    Penghasilan masyarakat.
6.    Menjaga keharmonisan dengan alam
7.    Mempertimbangkan daya dukung lingkungan.
    Pengelola desa wisata yang berada di kawasan penyangga Taman Nasional Bukit Duabelas (TNBD) diarahkan untuk menerapkan konsep ekowisata. Seyogyanya, pengelola dapat juga mengembangkan potensi objek daya tarik wisata alam (ODTWA) karena panorama alam dan biodiversitas TNBD cukup tinggi. Alam TNBD memiliki hutan hujan tropis, ait terjun, air panas, dan perbukitan. Keberagaman budaya masyarakat pun menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan untuk mengenal kehidupan Suku Anak Dalam (SAD) atau Orang Rimba. Masyarakat desa juga memiliki tradisi budaya yang masih dilestarikan seperti pantau, silat dan biduk sayak.
Produk wisata dari desa wisata dapat berupa barang, jasa, atraksi dan fasilitas wisata. Sehingga kebutuhan wisatawan berkunjung ke desa wisata dapat terpenuhi. Pada umumnya tujuan wisata ke desa wisata untuk menikmati, melihat, membeli, melakukan, mengkonsumsi, dan belajar atas produk wisata yang ditawarkan. Oleh karena itu, pengelola desa wisata Perlu mengemasan produk wisata dan menawarkan pengalaman baru bagi wisatawan seperti atraksi budaya, wisata kuliner, dan paket edukasi. 
Sebuah harapan muncul, desa-desa yang berada di kawasan TNBD dapat berkembang menjadi desa wisata yang ramah lingkungan dan terpadu. Sehingga para wisatawan yang berkunjung dapat menikmati alam, beragam budaya dan mendapatkan pengalaman baru (Ita).

Ingin tau lebih banyak tentang Desa Wisata di Air Hitam, Sarolangun (Kawasan TNBD)
Desa Wisata Bukit Suban
https://www.instagram.com/ekowisata_bukit_bogor/
https://web.facebook.com/ekowisata.ekowisata.7
 
Desa Wisata Jernih
https://desawisatajernih.blogspot.com/
https://www.instagram.com/damayikmuap/

Desa Wisata Pematang Kabau

Tidak ada komentar:

Posting Komentar